SEJARAH PENEMUAN RODA
Sejarah Penemuan Roda (History of Wheel's Invention)
Ivan Taniputera
03 Mei 2012
Bangsa yang dianggap penemu roda adalah bangsa Elam yang hidup di
Mesopotamia (Lembah Tigris-Eufrat). Dianggap demikian, karena
patung-patung yang mereka ciptakan merupakan penggambaran tertua bagi
roda. Kendati ada kemungkinan bahwa roda itu lebih tua umurnya ketimbang
bangsa Elam, namun pastilah itu berasal dari dari kawasan sekitar
tempat kediaman mereka. Mengapa demikian? Karena roda tidaklah dijumpai
di kawasan dunia lainnya, terkecuali di tempat bangsa-bangsa yang pernah
mengadakan hubungan baik langsung maupun tak langsung dengan kebudayaan
Lembah Tigris – Eufrat [1]. Di Kish yang juga berada di
Mesopotamia, ditemukan roda berusia 5.000 tahun . Jadi kita boleh
menyimpulkan bahwa roda memang ditemukan di kawasan Mesopotamia.
Barangkali ide penciptaan roda berasal dari rol-rol kayu yang ditaruh
di bawah papan tempat beban guna memudahkannya bergerak. Jadi beban
digelindingkan di atas rol-rol tersebut, dan setelah itu rolnya dipindah
ke depan, demikian seterusnya. Berkat penggunaan rol-rol kayu tersebut,
usia sapi penghela beban dapat lebih panjang. Rol-rol kayu yang
berfungsi sebagai gelindingan tersebut kemungkinan besar merupakan cikal
bakal roda.
Perkembangan selanjutnya merupakan sepenuhnya terkaan. Baik papan
pembawa beban maupun rol kayu akan sama-sama mengalami keausan setelah
dipakai berulang kali. Akibatnya, timbul takikan pada rol kayu.
Sementara waktu, hal ini merupakan sesuatu yang baik, karena akan
mencegah rol kayunya menggelincir keluar dari papan tempat bebannya.
Namun jika keausan berupa takikan itu semakin dalam, maka bagian tengah
antara kedua takikan akan bergesekan dengan papan tempat bebannya.
Akibatnya pergerakan menjadi tidak lancar. Orang lalu mencari akal,
bagaimana agar hal ini tidak terjadi. Mereka lantas membuat agar bagian
tengah rol menjadi lebih kecil dibandingkan bagian tepinya. Jadilah dua
roda yang dihubungkan dengan sebuah poros menjadi satu dengannya.
Meskipun demikian, karena keduanya menyatu dengan porosnya, roda-roda
tersebut dipaksa bergerak dengan kecepatan sama, sehingga tidak bisa
membelok dengan mudah. Umat manusia tidak gemar berputus asa, dan mereka
mencari akal lagi. Diciptakan poros tetap dengan roda yang
masing-masing berputar padanya. Dengan demikian, keduanya dapat berputar
dengan kecepatan berbeda. Ini memudahkan dalam berbelok. Begitulah
cikal bakal roda sebagaimana adanya saat ini.
Roda selanjutnya menyebar ke berbagai tempat. Leluhur orang Eropa,
sebagian besar Asia, dan beberapa bangsa di Afrika telah mengenal roda
selama beberapa ribu tahun. Tetapi bangsa lainnya baru mengenal roda
menjelang zaman modern. Sebagai contoh, bangsa Mesir telah mengenal
kereta perang yang menggunakan roda. Pada makam raja-raja Mesir dapat
dijumpai sisa-sisa kereta perang, yang tentunya menggunakan roda. Berkat
kereta perangnya yang maju, bangsa Assyria di bawah Sennacherib (kurang
lebih 720 SM) berhasil membangunan kekaisaran yang luas.
[1] Lihat Wheels: A Pictorial History, halaman 9.
SUMBER: Tunis, Edwin. Wheels: A Pictorial History, The World Publishing Company, 1954.
0 komentar:
Posting Komentar