Sejarah Lion Air
Perjalanan panjang yang telah ditempuh Lion Air berawal dari penerbangan domestik
yang kecil. Setelah tiga belas tahun pengalaman di bisnis wisata yang
ditandai dengan kesuksesan biro perjalanan Lion Tours, kakak-beradik
Kusnan dan Rusdi Kirana bertekad menjadikan impian mereka untuk memiliki
usaha penerbangan
menjadi kenyataan. Dibekali ambisi yang tinggi dan modal awal 10 juta
dolar Amerika Serikat, Lion Air secara hukum didirikan pada bulan
Oktober tahun 1999.Namun pengoperasian baru berjalan di mulai pada
tanggal 30 Juni tahun 2000, dengan menggunakan sebuah pesawat Boeing 737-200. Saat ini, Rusdi Kirana sebagai salah satu pemilik Lion Air memegang jabatan sebagai Presiden dan juga Direktur.
Lion Air mulai mengangkasa di Indonesia pada tahun 2000 dengan satu
buah pesawat di dalam armadanya. Selama tiga belas tahun beroperasi,
Lion Air kini terbang ke lebih dari 36 kota di Indonesia dan banyak
tujuan-tujuan penerbangan lainnya, seperti Singapura, Malaysia dan
Vietnam, Timor Leste dan Saudi Arabia.
Sejak berdiri di tahun 2000, Lion Air telah mengambil banyak langkah
penting dalam mengusahakan harga tiket yang terjangkau bagi banyak
penumpang di Asia. Sebagai perusahaan transportasi swasta terbesar di
Indonesia, Lion Air bukan hanya menawarkan harga yang terjangkau kepada
penumpang, namun juga perjalanan udara yang aman, menyenangkan dan dapat
diandalkan. Lion Air diresmikan sebagai ketua konferensi
internasional Asia Pasific Regional Aviation (ARA) yang di adakan di
singapura pada tanggal 19 November 2003. Lion Air memperoleh “Best Brand
Award 2004” di SWA, sebuah majalah marketing yang terbit di Indonesia.
Hal ini diperoleh oleh marketing Research Specialist (MARS) berdasarkan
survei yang dilakukan pada enam ribu orang di lima kota besar di
Indonesia. Lion Air meraih indeks sebesar 33,6% dalam kemampuan atau
potensial dari sebuah produk untuk menambah penumpang di masa depan.
Lion Air diterapkan sebagai maskapai penerbangan resmi miss Universe
dan putri Indonesia 2004. Lion Air juga menyewakan pesawatnya dan
megirimkan crew beserta teknisinya ke Myanmar dalam rangka membantu
mendirikan Myanmar Airlines.
Hingga pertengahan 2005, bersama dengan penerbangan internasional lainnya, Lion Air menempati Terminal 2F Bandara Soekarno-Hatta
sedangkan perusahaan penerbangan lokal atau penerbangan domestik
menempati Terminal Satu. Faktor tersebut, selain mampu memberikan para
penumpang kemudahan penerbangan sambungan ke Indonesia atau dari
Indonesia ke tujuan internasional lainnya, juga memberikan keuntungan
lebih dari segi prestise. Tetapi kemudian Lion Air dipindahkan ke
Terminal 1A dan penerbangan ke Pulau Sumatera, Batam, Pangkalpinang, dan
Palangkaraya dioperasikan di terminal 1B (mulai 11 Oktober 2010) hingga
saat ini. Sedangkan semua penerbangan internasional Lion Air dilayani
dari terminal 2E.
Dalam upaya meremajakan armadanya, Lion Air telah memesan 178 Boeing 737-900ER yang akan diantar bertahap dari 2007 hingga 2014. Lion Air berencana bersaing baik dengan Garuda Indonesia maupun Saudi Arabian Airlines untuk menerbangi rute-rute umroh bahkan haji dengan pesawat Boeing 747-400. 2 (dua) Pesawat Boeing 747-400 sudah masuk dalam armadanya.
BOEING 737-900ER
Untuk menampung tingginya permintaan trasportasi udara, Lion Air
telah memilih armada Boeing yang sangat efisien dan dilengkapi oleh
pesawat komersial berkoridor tunggal yang paling canggih di dunia.
Dengan tambahan Boeing 737-900ER terbarunya, Lion Air akan mampu
menawarkan lebih banyak penerbangan non-stop dengan tarif terjangkau ke
berbagai tujuan. Anggota terbaru dari Next Generation Boeing 737 ini
adalah pesawat komersial berkoridor tunggal yang paling canggih di
dunia. Ia dapat menampung hingga 213 penumpang dalam konfigurasi
single-class dan memiliki berat 9.550 ton (4.340 kg). Pesawat yang irit
bahan bakar ini mengurangi emisi karbon hingga 4%, sehingga anda
meninggalkan jejak karbon yang lebih sedikit setiap kali anda terbang
bersama Boeing737-900ER. Lion Air menerima Boeing 737-900ER pertamanya
pada bulan April 2007 ketika pesawat ini diantarkan dalam skema special
cat rangkap dua yang mengkombinasikan singa Lion Air pada sirip vertikal
dan warna khas Boeing pada badan pesawat. Saat ini Lion Air telah
menerima sebanyakenam puluh pesawat Boeing 737-900ER. Lion Air
beroperasi dengan all-Boeing dalam aramadanya dan merupakan
Hybird-Carrier yang pertama di Asia. Saat ini Lion Air memiliki enam
puluh delapan pesawat Boeing 737-900ER dan diantaranya adalah
konfigurasi kelas ekonomi dengan total tempat duduk sebanyak 213 buah.
Delapan lainnya dalam konfigurasi Dual-Class, meliputi 10 tempat duduk
kelas bisnis dan 195 tempat duduk kelas ekonomi.
Pada tahun 2011, disela-sela ASEAN Summit di Nusa Dua, Bali tanggal
18 November 2011 Lion Air mengumumkan bahwa memesan 201 pesawat boeing
737 Maks dan 29 pesawat boeing 737-900ER. Pemesanan ini sekaligus
mengalahkan rekor dalam jumlah hal pemesanan pesawat yang sebelumnya
dipegang maskpai Emirates.
Boeing 737-900ER jenis pesawat Next Generation 737, jenis pesawat jet
paling laris di dunia. Pesawat berkapasitas hingga 220 penumpang dalam
konfigurasi single-class ini dianggap memiliki kapasitas yang lebih
besar dan jangkauan lebih jauh. Next Generation 737 lebih muda 10 tahun
dan terbang lebih tinggi, lebih cepat, lebih jauh dan tidak bising di
bandingkan model saingannya. Boeing 737-900ER menambah sepasang pintu
keluar dan flat rear-pressure bulkhead yang memungkinkan kapasitas
hingga 220 penumpang dalam layout single-class. Perubahan-perubahan
dalam desain aerodinamis dan struktural, termasuk sayap yang diperkuat
struktural, tailskid dua posisi, perbaikan pada tepi depan dan belakang
sistem flap, Blended Winglet dapat di pilih dan tangki bahan bakar
tambahan memungkinkan 737-900ER untuk mengakomodasi berat tinggal landas
yang lebih tinggi dan menaikan jangkauannya hingga 3.200 nautical miles
(5.900 km).
BOEING 737-400 Classic
Boeing 737-400 Classic adalah versi kapasitas lebih besar dari model
Boeing 737-300 Classic yang populer. Ia dapat menampung 158 penumpang
dalam satu kali perjalanan dan Lion Air memiliki10 buah Boeing 737-400
Classic dalam armadanya yang memiliki 8 tempat duduk kelas bisnis dan
150 tempat duduk kelas ekonomi.
MCDONNELL DOUGLAS – 82 atau MD-82
McDonnell Douglas MD-82 adalah pesawat produksi McDonnell Douglas
(MD) Amerika Serikat yang memiliki spesifikasi pesawat jet bermesin
ganda dengan daya jelajah maksimal 3800 km dan kecepatan 811 km/jam.
Daya angkut penampungan maksimum 172 orang, minimal 137 orang, tergantung varian dan konfigurasi kursi.
MD-82 memiliki panjang 45,1 m, tinggi 9,05 m, bentang sayap 32,8 m, berat take off maksimal 149.500 pon (67,8 ton).
0 komentar:
Posting Komentar